7.8.10

AKU MENULIS INI DI BULAN JUNI

Aku menulis ini di bulan Juni, tepat ketika aku mulai merasa bahwa hidupku dipenuhi begitu banyak krisis. Juni adalah bulan yang indah. Aku selalu menanti Juni dalam setahun. Sekalipun kali ini Juniku tak seindah Juni-Juni lalu.

Kau bisa meletakkan tumpuan ukuran kehidupanmu dalam setahun bila kau berhasil melihat sesuatu dalam bulan ini. Kau pun bisa menjungkir balikkan apapun dan memulainya dari awal bila kau merasa apa yang kau kerjakan itu tak pantas bagimu. Masih tersisa enam bulan yang sama di bulan selanjutnya, dan belajarlah dari enam bulan lalu; pada hal baik dan buruk yang telah kau lalui dalam tahun ini.

Namun seperti yang akan aku katakan dalam begitu banyak catatan pada lembar-lembar selanjutnya, itu hanya pepatahku, tak berlaku bagi begitu banyak orang yang bisa mengambil parameter dari bulan apapun. Aku selalu menyukai poros dan tengah. Juni pun begitu pula Juli adalah gabungan dari dua titik yang bertemu di garis tengah, imbang. Tapi kenapa tidak Juli bila aku telah mengatakan bahwa Juni dan Juli bagai sepasang kekasih yang bergabung di poros tengah, kenapa aku hanya memilih Juni?

Seperti bumi yang bulat, berotasi dan berevolusi mengelilingi matahari, aku juga menganggap hidup ini tak lebih dari sekedar lingkaran, berputar pada satu sumbu tengah. Aku menghitung hari demi hari, minggu demi minggu hingga bulan yang berjalan menuju tahun pada titik ukuran tengah. Bila kau mengambarnya serupa lingkaran pada satu titik tengah, maka tidak pula Juni atau Juli yang berada di sana, tapi kau dan waktumu di antara Juni dan Juli itu. Lipatlah ia serupa bumi dilipat oleh garis khatulistiwa yang membelah tubuhnya.

Tapi entah kenapa, aku menyukai Juni demi sebuah Juli.

Aku pun masih begitu tak mengerti apa itu tengah? Apa itu titik? Dan apakah titik berada di tengah?

Tapi, kau dan aku akan menemukan jawabannya perlahan.

Aku akan mengajakmu pada permainan sekaligus pekerjaan terberat dan penuh resiko bagi kehidupan, sebagaimana aku tahu bahwa usiamu dan tuntunanku telah cukup ketika kau mulai membaca satu demi satu kalimat yang tertulis dalam catatanku ini, beranjaklah dari tempatmu untuk mencapai tahapan yang lebih pantas bagi kecerdasanmu, dewasakan ia, pupuk dan siramilah dengan pengetahuan baru dan biarkan ia tumbuh ia secara alami.

0 komentar:

 


cuap cuap sikurangtidur - Templates Novo Blogger 2008