16.6.10

silat cuap kata

Aku Bagimu
Aku bumi bagi langitmu, ditautkan hujan sore hari. Aku siang bagi malammu, ditautkan senja bercahaya jingga. Aku darat bagi lautmu, ditautkan pantai dengan ombak yang tak lelah menari. Aku puisi bagi rasa jiwamu, ditautkan serangkai kata-kata sunyi



Aku Ingin Berpuisi
Aku ingin berpuisi dengan sederhana: dengan makna yang takkan sempat diterjemah kata. Aku ingin berpuisi dengan sederhana: dengan rasa yang takkan sempat dijamah indera. Aku ingin berpuisi, di hati.


Senyuman
Wajah adalah jendela kamar. Dan, senyuman adalah mentari pagi yang merasuk di sela-selanya. Tawa riang adalah siang. Diam adalah kelam malam. Dan, senyuman adalah cahaya pagi yang menautkan keduanya. Wajah yang yang tak tersenyum serupa kuncup bunga yang tak kunjung mekar: layu di ranting yang kering.


Sudah Kuingatkan!
Sudah kuingatkan, berpeganglah erat-erat. Jangan biarkan dirimu jatuh, Hati! Sungguh, berpeganglah erat-erat. Bila jatuh, engkau mudah patah, Hati! Berpeganglah erat-erat. Sungguh! Jika patah, engkau akan sakit, Hati! Sudah kuingatkan! Sungguh, benar-benar sungguh sudah kuingatkan.


Hari-hariku Adalah Definisi Rindu
Sabtu, saat aku begitu terpasung rindu. Ahad, aku harus ada di sisimu. Senin, senantiasa ingat namamu. Selasa, selalu ada rasa. Rabu, rasaku begitu menggebu. Kamis, ketika aku menangis ingat senyummu. Jumat, jangan ulangi menangisku, aku tak tahan. Aku benci Minggu. Sebab Minggu, membuat inginku terbelenggu


Melamar Kekasih
Aku malu menemui Tuhan sendirian. Pula, Ia terlampau jauh bagiku. Dan, aku terlalu lemah untuk berjalan jauh menuju-Nya. Aku butuh pendampingan seseorang yang mampu mengantarkanku mendekat kepada-Nya. Maukah kau menikah denganku, Kekasih?


Asal Jangan Internetku
sariawan boleh membekam mulutku
tapi tidak dengan kata-kataku

asam urat boleh membelenggu kakiku
tapi tidak dengan sepak terjangku

stroke boleh menyerang jantungku
tapi tidak dengan hatiku

kebutaan boleh mencolok mataku
tapi tidak dengan matahatiku

gondrong rambut boleh mengurung kepalaku
tapi tidak dengan pikiranku

pacarku boleh menjauh dariku
maling boleh pinjam motorku
silakan, asal jangan internetku

cuap cuap status facebook saya 3)

Masa lalu menjadi romantika atau trauma, masa depan menjadi harapan atau ancaman, akan memengaruhi apakah masa kini kau bahagia atau menderita.

Karena kasih sayang itu anugerah Tuhan serupa hujan tak bermata, membasahi apa saja di wajah bumi: lembah landai hijau oleh rerumputan atau pun bukit terjal bebatuan. Dimangsa masa, kini, hijaumu tinggal sisa. Dan sebab anugerah kasih sayang, kekasih akan tetap di sisi.

Sebagaimana buah kerja mereka: kekayaan dan popularitas, buah hati mereka: putra dan putri, pun bahkan tak dapat menyelamatkan dan menyatukan tenunan cinta mereka yang terurai. Entah bagaimana mereka berdua merajutnya, dulu.

Sedang tak sepemahaman. Aku hendak kencan, Tuhan menghendaki hujan. Kompromi terus diusahakan agar terwujud saling pengertian.

Terima kasih, Tuhan. Terima kasih, Hujan. Terima kasih, kau tak menjadi pihak yang ketiga dalam kencan ini, Setan.

Jika perasaanmu berhasrat mencintai sosok lain, namun kau tetap bertahan di sisi kekasihmu, itu karena pikiranmu jernih.

Awan-awan bergerombol. Wajah mereka kelam, seram. O, Tuhan, jangan kautitipkan atau bahkan sekedar menceritakan meski sedikit amarahmu pada mereka. Aku takut, mereka salah paham, lalu dengan geram akan mengayun-ayunkan halilintar, menebar badai. Jika marah dan Kau tak mau menyimpan sendiri amarahmu, ceritakan saja pada hatiku. Jika mampu, akan kusimpan itu.

Selain dengan hati jernih, merenunglah dengan pikiran canggih. Agar tidak menjadi perenungan yang menyesatkan.

Dan, selain dengan pikiran canggih, berpikirlah dengan hati jernih. Agar tidak menjadi pemikiran yang meresahkan.

Baiklah, Gadis. Abaikan kata-kataku dan tatap dua mataku. Jika kata-kata rayuku tak membuatmu meluruh, mungkin mata sayuku akan membuatmu bersimpuh. [

Sebab Wanita, tak pernah sudah kata-kata. Karena Gadis, rayuan manis tak kunjung habis.

Aku jatuh tersandung pesonamu, luruh tersimpuh di serambi hatimu. Tolong, raih aku, papah aku, dampingi aku. Sandungan pesonamu dan benturan hatimu membuatku tak mampu kembali berdiri kecuali bersamamu.

Aku akan selalu berusia 20 tahun. Ada pun selanjutnya hanyalah tambahan-tambahan.

Jangan marah bila Tuhan tak menjawab doamu. Sebab, semudah menjawab, Ia juga mampu tak menjawab doa.

Sekali-kali, tengoklah catatan-catatan masa lalu. Pastilah kau akan mendapati catatan yang perlu kausunting.

Pesan untuk para penggombal: [1] Jika tak bisa menggombal dengan baik maka diam tak lebih buruk. [2] Jika menggombal dengan kata-kata terbaik pun selalu gagal, mungkin karena wajamu terlalu buruk.

Bertemu denganmu aku malu. Berpisah denganmu aku rindu. Bagaimana kalau kita menikah saja, mau?

Dalam Bahasa Jawa, seorang istri disebut “garwa”, akronim dari “sigaring nyawa” atawa “belahan jiwa”. Maka, jiwa lelaki belum sempurna hingga ia menemukan penyempurnanya; maka, lelaki yang mencampakkan kekasihnya adalah ia yang meruntuhkan kesempurnaan dirinya.
Di depan buku, semua kautanggalkan kecuali nalar, seperti saat di hadapan Tuhan, semua kautinggalkan selain hati.

Baiklah, Tuan! Seperti aku yang menikmati kemiskinan ini, sebaiknya kau menikmati kekayaan itu, sebelum kemiskinanku dan kekayaanmu menjadi kenangan.

Setelah itu, ia bertanya serius kepada kekasihnya, “Sekarang kau tinggal pilih: hartamu atau aku?” Si kekasih menjawab, “Aku pilih hartaku.” Ia pun lantas pergi dan hilang ditelan tikungan, meninggalkan si kekasih. Sendiri, berdiri di atas mata berkaca, si kekasih berkata dalam diam, “Andai saja kau tahu, kaulah harta itu.”

Jika ada dua tema yang sama, percayalah, pembaca akan memilih yang terajut dengan benang kata-kata indah, yang aliran kalimatnya membuaimu, mengantarkan matamu melanjutkan baca pada paragraf selanjutnya, selanjutnya, dan selanjutnya sampai pada titik penghabisan. Maka, tak ada alasan bagimu untuk sekadar tak meletakkan titik dan koma dengan benar. Buku adalah kota ilmu, kata adalah gerbang masuknya.

Beragama dengan ketajaman nalar dan kedalaman hati, secara riang gembira ria. Selain demikian, seperti apa lagi?!

Sabtu, saat aku begitu terpasung rindu.
PENGGOMBAL GAGAL, ia yang kata-katanya tak membuat target luruh. PENGGOMBAL SIAL, ia yang wajah buruknya membuat target tak sudi bersimpuh. PENGGOMBAL ANDAL, ia yang kata-katanya, atau wajahnya, atau kedua-duanya, membuat target luruh bersimpuh.

PERINGATAN: menggombal tak menyebabkan rambut gimbal.

Dalam sebuah mimpi diceritakan aku berkencan dengan seorang gadis. Setelah itu aku ditanya oleh temannya, ” Kamu serius menyukainya?”. Aku jawab, “Tentu saja.” Si teman kemudian memberi tahu, “Sudah empat lelaki yang naksir dan pernah mengajaknya kencan. Kamu yang kelima dan satu-satunya yang tak ditolaknya.”

Sampai akhirnya, dengan nada pasrah dan ancaman, ia berkata kepada istrinya, “Jika kau berniat meninggalkanku sebab aku tak lagi tampan dan kaya, ketahuilah, lelaki tampan dan kaya yang kau maui pun barangkali akan lebih memilih wanita yang masih menawan.”

“Kekasih, kau tahu, apa yang kuminta kepada Tuhan selepas sembayang tadi?”
“Tidak. Kau meminta apa?”
“Aku meminta agar Ia memanggilku lebih dulu sebelum engkau.”
“Hei, Sayang, kenapa kau berkata demikian?! Kau membuatku sedih.”
“Aku serius. Tak bisa kubayangkan bila kau yang dipanggil lebih dulu. Sebab, tak sedetik pun aku dapat hidup tanpamu.”

“Sebaiknya, nanti kau tak kirimi aku undangan pernikahanmu.”
“Iya, aku paham, Mas. Aku minta maaf. Sungguh, aku benar-benar minta maaf. Aku membuatmu kecewa … Aku benar-benar tak berdaya. Aku minta maa …”
“Sebentar, sebentar! Maaf, bukan karena soal itu. Aku sekarang sudah pindah kost. Dan, masih belum hapal alamat kost baruku itu. Khawatir saja undanganmu tidak sampai.”

Jika Anda berkata kepada kekasih Anda bahwa ia menawan dan rupawan–lalu ia senang–meski sesungguhnya kekasih Anda itu adalah seorang buruk rupa, maka, dengan sepenuh hati, saya menyarankan: lanjutkan kebohongan Anda!

Setiap kita adalah gembala dua serigala yang bersemayam dalam diri: serigala baik dan serigala jahat, yang setiap saat selalu bertempur dengan kejam. Serigala mana yang akan menjadi pemenang adalah ia yang selalu kauberi makan.

Membahagiakan orang lain itu seperti kau menyinari cermin di hadapan: sinarnya akan memantul, kembali kepada sumber sinar.

Kedermawanan bukanlah engkau memberi makan anjing lapar, melainkan saat kau mau berbagi makanan dengan anjing sementara kau sendiri lapar.

Seperti Muhammad yang merindu, Tuhan tuntaskan dengan Sabda. Seperti rasa yang merindu terbaca, kutautkan dengan kata: maukah kau menikah denganku, Kekasih? [13 Oktober 2009/17:38]

Tarikan napasnya rasa. Embusan napasnya kata. Mewujud puisi.

Amarah dan akibatnya acap kali lebih buruk daripada penyebabnya.

Karena gratis tak seperti merawat muka maka aku senang merawat kata. Kubiarkan jerawat menggawat asal tak parah, tapi takkan kubiarkan titik dan koma yang terletak salah.

[Dua orang berbincang-bincang]
“Eh, Bu, kautahu anakku, kan? Berkat pendidikan agama yang ketat, sekarang jadi ustadz yang dihormati. Setiap berpapasan dengannya, orang selalu cium tangan.”
“O, iya. Bagus, Jeung. Eh, tapi kautahu anakku yang macho tapi playboy itu kan? Sekarang jadi model, digemari banyak wanita. Setiap wanita yang melihatnya, selalu berujar, ‘O, Tuhan, betapa sedemikian sempurna ciptaan-Mu.’
Seperti ketulusan mentari pagi: memancar menebar senyum-sapa bahagia tanpa peduli apakah kau mau membalas senyum-sapanya atau sama sekali tidak. Yang ia tahu, berbagi bahagia itu membahagiakan.

Bagimu, Kekasih yang memercayaiku: jangan percaya pada kata-kata yang kupujikan untukmu. Bukan! Bukan karena kata-kataku terangkai dari huruf-huruf kebohongan, melainkan karena tak pernah sepenuhnya mampu menerjemahkan tentangmu. Bagimu, Kekasih yang memercayaiku: dekap rasaku; peluk hatiku.

cuap cuap status facebook saya (2)

Di bawah ini adalah status-status facebook pilihan saya. Selamat menikmati dengan hati …

“Sebentar, Siti. Maaf, sebentar.”
“Ada apa, Mas?”
“Ada yang tertinggal.”
“Apa itu?”
“Jejak pesonamu di hatiku.”

Bila Siti menghilang, kepada Siti lain aku mengharap datang. Namun, jika Gusti hilang dari hati, kepada siapa aku mengharap pengganti?

“Siti, abahmu punya cangkul?”
“Cangkul, Mas?!”
“Iya, cangkul. Kalau punya, aku mau pinjam.”
“Tak tahu aku, Mas. Tapi, buat apa, malam-malam seperti ini minta cangkul?”
“O, tidak buat apa-apa. Aku cuma mau menggali. Sebab, sepertinya ada cinta terpendam dalam hatiku.”

Bagaimana bisa engkau merindu, sementara ia hadirmu. Bukanlah pengasih sejati sehingga ia menyeru kekasihnya, “Wahai aku!”

Sebab aku tak tahu, apakah Tuhan merindu hadirku atau tidak, maka, saat ini, aku memilih berpulang ke hadirat emakku saja, yang rindunya adalah pasti. Mudik.

Dan, adapun aku? Aku tak pernah rindu emakku. Sebab, dekat atau jauh kulitnya yang semakin lekang oleh waktu, jiwanya yang abadi telah bersemayam di sepojok ruang benderang hatiku.

Jika kemudian aku pulang, itu semata agar emakku senang. Dan, bila kemudian di dekat emak aku senang, itu karena aku senang melihatnya senang.

Jutaan orang, dengan berbagai kendaraan, kembali ke kampung. Di sana, tidak ada aku yang pegawai swasta, tidak ada kau yang pegawai negeri, tidak ada ia yang buruh. Semuanya satu warna: orang kampung. Seperti air yang mengalir dari berbagai mana, akan kembali kepada satu warna dan rasa: laut. Ah, seperti hidup, beragam diri akan kembali kepada yang satu: Tuhan. ]

Betapa Tuhan lebih banyak menjaga aib kita daripada menampakkan kebaikan kita, di mata orang-orang.

Jika kau pernah berkhianat di balik punggung kekasihmu, simpan saja itu sebagai rahasia hati. Sebab, saat kekasihmu tak tahu pengkhianatan itu, Tuhan sedang menjaga aibmu. Lalu, kau hanya perlu menyesal dan berjanji tak akan mengulangi.

Laku dan kata merasuk sukma, menjejak lara. Jika saat itu, mata tiada ruang untuk bertatap, kata tak mampu berucap, tangan tak kuasa berjabat, tebar saja maafmu ke langit untuk diterbangkan angin. Biar aku menjaringnya.

Marah yang dipelihara dapat memperkeruh jiwa, menjadi pupuk penyubur dendam. Obat semua itu adalah memaafkan.

Cium-tangan seorang wanita kepada kekasihnya adalah rasa hormat. Dan, cium-tangan seorang lelaki kepada kekasihnya adalah rasa sayang. Dengan menghormati, seorang wanita menyayangi. Dan, dengan menyayangi, seorang lelaki menghormati.

Bagaimana bisa kau mengharap segala rupa pahala kepada Tuhan untuk segenap amal kebajikan yang kaukerjakan, sementara, semua amal itu takkan pernah terjadi jika Ia tak menghendaki. Maka, sungguh, tak ada yang pantas terucap untuk kebajikanmu selain kalimat syukur.

Tidak sopan! Kangen ini datang tanpa pamit, tiba-tiba. Lalu, lihat saja, nanti, ia pulang tanpa izin, begitu saja. Jika saja berbentuk orang, sudah kutampar berkali-kali itu kangen.

Bila gambar gunung hasil bidikan kameramu kurang bagus, yang bisa kaulakukan hanya mengubah sudut bidikan untuk mendapatkan gambar yang bagus. Sebab, kau takkan pernah mampu mengubah posisi gunung itu, sama sekali. Begitulah, menikmati hidup hanya soal sudut pandang.

Tuhan tahu, kau lemah. Maka, Ia ringkas kewajiban salat lima puluh waktu menjadi lima waktu. Dan, Ia pun paham, dalam kelemahanmu, kau selalu berharap banyak. Maka, Ia jadikan lima kebaikan berpahala lima puluh kebaikan.

Benar-benar sulit memperbarui status hari ini. Sungguh, benar-benar sungguh sulit memperbarui status dari lajang menjadi duda.

Jika kauminta aku jelaskan alasan datangku, suatu saat, aku akan mudah katakan alasan pulangku. Jadi, biarkan saja rahmat rasa ini ada apa adanya. Kau hanya perlu biarkan aku menjaganya, untukmu.

Bersyukurlah! Sebab, ternyata, dari segi rasa, warna, dan rupa, UPIL tak lebih menjijikan ketimbang CONGEK. Bayangkan saja seandainya yang di hidung adalah CONGEK. [tak terlacak]

Kebahagiaan dan ketakbahagiaan terbangun bukan dari materi, melainkan persepsi atas materi. Hanya dengan membangun persepsi positif, kau akan bahagia dengan apa pun yang kaumiliki.

Wahai Langit, jika ingin menangis, turunkan air matamu baik-baik. Jika kau tak lagi mau jadi atap, di bawah atap mana lagi kami berlindung. Wahai Bumi, jika ingin marah, lakukanlah sekadar saja. Jika kau tak mau lagi kami jadikan tempat berpijak, di mana lagi kaki ini akan berdiri. Sedang-sedang saja, wahai langit dan bumi, kalian berpolah, agar pagelaran kalian menjadi nikmat buat kami.

Bencana ini pulang lalu datang, pergi kemudian kembali, tak lelah. Oke, sudah Kaubiarkan alam bertingkah. Selanjutnya, dengan upaya dan doa, mudahkan kami berbenah.

Jika sabar tak membuatmu bahagia, tak sabar barangkali akan membuatmu celaka.

cuap cuap status facebook saya ( 1 )

Di bawah ini adalah status-status facebook pilihan saya. Selamat menikmati dengan hati …
——————————————————————————————–

Ketahuilah, kawan, tentu ada orang yang selalu mengikuti statusmu meski tanpa memberi jempol atau serangkai kata. Sebab, ia lebih senang berkomentar dengan rasa, tawa, atau bahkan air mata.

Bukankah wajahku yang rupawan ini terkadang membuat bosan kaupandang, sebagaimana aku pun terkadang bosan menatap wajahmu yang menawan itu? Jadi, sepertinya cukup berkata-kata dengan baik, kau mengenalku dan aku mengenalmu, di sini.

Kata-kataku hanya penanda bahwa rasaku ada. Ia terlalu lemah untuk menerjemahkan rasaku sepenuh dan sesungguhnya. Maka, jangan lewat kata, tapi, peluklah aku dengan jiwamu. Kau akan tahu, jantung ini berdetak semata karena memanggil namamu, Kekasih.

Sederhana saja, Tuhan, yang kuminta: jadikan setiap persoalanku sederhana.

Kebijkasanaan kitab suci tampak dari orang yang membacanya dengan bijaksana

Kitab Suci dan sabda Nabi adalah pegangan hidup. Namun, ketika memegangnya, orang justru menjadi tuan yang berkuasa atas kehidupan keduanya.

Orang tak menjadi bijaksana hanya dengan membaca Kitab Suci dan sabda Nabi. justru, orang butuh kebijaksanaan untuk membaca keduanya.

Mengalih puisi-puisi Tuhan yang indah itu, mengolah agar tetap indah dalam bahasa ibu

Zikir dan zakar serta salat dan silit datang seenteng hilang, berkandang segampang bertandang. O…

Pada akhirnya, yang aku dan engkau butuhkan bukan pemandangan yang indah di mata, suara yang merdu di telinga, dan sececap yang sedap di rasa, melainkan ketenangan di dalam jiwa. Meski kesadaran dan kenyataan itu terkadang hadir semacam lampu temaram di tengah kelam.

Tak ada pelajaran tentang rindu. Ia datang dari hati, semaunya. Dan, pulang entah ke mana, semaunya.

Dan, seperti sembayang jamaah itu: kebersamaan yang seragam hanya tampak di permukaan. Sebab, yang ada dalam setiap diri adalah semata kesendirian yang hening, kesunyian yang mendaulat jiwa.

Yang baik, sampaikan dengan kata. Yang buruk, simpan dalam rasa.

Kekasih, saat wajahku tak lagi rupawan, kelak, kata-kataku justru semakin menawan. Sebab, oleh waktu, kata-kataku diasah. Sementara, kepada waktu, wajah ini hanya pasrah. Kekasih, pada kelak itu, kau akan ingat ini, doaku ini.

Memulai pagi dengan pikiran sederhana, dan itu benar-benar sederhana: jika kau benar-benar baik, orang akan menyayangimu. dan jika tetap ada yang membencimu, yakinlah, pembencimu itu bukan orang baik.

Saat cinta bersasmita bahwa kau hadirku, kutahu ada-mu di segala mana. Kusapa engkau tanpa kata, kutatap engkau tanpa mata.

Jika tiba-tiba ada orang yang menyatakan ketidaksukaan secara pribadi tanpa alasan, perlu dikasihanilah orang itu. Sebab, dia berpeluang jadi orang ‘sakit’. Dia gelisah sendiri dengan prasangka-prasangkanya, sementara, orang yang dia maksud tetap asyik-asyik saja.

Dan, setelah halilintar yang berayun di antara kelam mendung hitam, kau bisa berharap hujan, tentang airnya yang menyejukkan. Lalu, setelah hujan, kau bisa mengharap pelangi, tentang warna-warninya yang indah di mata. Adapun setelah pelangi, tidak ada harapan kecuali wajahmu telah cerah, secerah langit seusai mementaskan pagelarannya.

Kau perlu tahu, selingkuhanmu itu bukan orang baik dan kau tidak akan bahagia bersamanya, meski kau sumpah mati menilai sebaliknya. Sebab, jika orang baik, tentu dia tidak akan mendapatkanmu dengan cara yang tidak baik. Jika kelak kau menyesal, di dada siapa kau akan merebahkan kepala dan kautumpahkan air mata. Sebab, saat itu, tentu aku tidak akan menerima kehadiranmu lagi, sama sekali

Seperti pedagang yang selalu mengharap keuntungan dari dagangannya, seperti budak yang selalu takut dengan majikannya, seperti robot tak berjiwa, yang bergerak tanpa penghayatan, atau seperti seorang arif yang saat kepala dan lutut segaris, tak ada yang terpikir kecuali kesadaran diri akan kebijaksanaan yang tak terbatas… siapakah kita di hadapan Tuhan?

Kau perlu banting tulang mencari ‘b’, berkeringat mendapatkan ‘e’, sekuat tenaga menggali ‘r’, berpikir menyusun ‘h’, jeli mengais ‘a’, susah payah merangkai ‘s’, bersungguh-sungguh membangun ‘i’, dan mengerahkan daya mewujudkan ‘l’. Sebab, BERHASIL bukanlah kau berdoa sebelum tidur, lalu, tiba-tiba ia telah berdiri di depan pintu rumahmu, esok harinya.

Sabar terkadang sepahit atau bahkan lebih pahit dari empedu. Namun, hasilnya akan semanis atau bahkan lebih manis dari madu.

Sesungguhnya, hidup hanyalah putaran konstan datang dan pergi, ada dan tiada. Masing-masing bergulir pada garis yang sama sehingga perbedaan masing-masing adalah semu. Masing-masing bisa terjadi begitu mudahnya. Namun, kerap menjadi sulit dan rumit karena jiwa yang terlalu sempit.

Sepojok ruang di hati tentang sejarah Siti telah kupasrahkan kepada kelam malam, sudah kuserahkan kepada terang siang, untuk digenggam waktu.

Mata bukanlah pengambil keputusan yang baik untuk menyatakan cinta, apalagi ditentukan oleh pandangan pertama. Jangan pula terkesima oleh ekspresi cinta yang keluar dari kata-kata yang diklaim dari hati terdalam. Sebab, kata-kata bukanlah obyek yang baik untuk menilai cinta. Cinta adalah entitas yang rumit dan kompleks, yang melakukan perjalanan terus menerus dan akan terhenti jika mati telah mengebiri.

Dalam altar kesejatian ikhlas, pujian dan cacian sama saja.

 


cuap cuap sikurangtidur - Templates Novo Blogger 2008